Rabu, 17 Juli 2013

Syarat Baku Dalam Bermimpi

     Saya baru saja menonton sebuah film dengan banyak filosofi bagus yang terkandung dalam dialog-dialog\nya. Ceritanya sendiri bahkan menyiratkan pelajaran-pelajaran yang berharga. Saat awal film, terlihat bahwa fokus utama terletak pada seorang jago pedang bernama Lancelot. Semakin lama film berjalan, muncullah tokoh pria mencolok lainnya, yakni King Arthur. Seorang raja bijak yang memimpin kerajaan besar dengan hukumnya yang adil dan penuh cinta kasih.Film tersebut adalah First Knight.
     Dari begitu banyaknya dialog bermakna di dalam film tersebut, saya mengutip sebuah dialog singkat dari King Arthur yang begitu saya sukai,
"Only a fool wants what he can not have."
Atau dalam bahasa bisa diartikan menjadi: 
"Hanya orang bodoh yang menginginkan hal yang tidak bisa mereka miliki."
Mungkin kalimat yang terucap dari tokoh raja bijaksana tersebut tedengar biasa atau justru terdengar begitu kasar, seperti kata-kata orang dewasa yang dengan mudahnya membunuh mimpi seorang anak kecil. Tapi saya yakin  bukan itu yang sesungguhnya terkandung di dalam kutipan tersebut. Menonton film ini disertai sebuah perenungan sederhana membuat saya berpikir, ada benarnya juga perkataannya. Memang hanya orang bodoh saja yang menginginkan sesuatu yang tidak bisa dimilikinya.
     Lalu apakah anda beranggapan saya adalah seorang pesimis? Saya harap tidak. 
     Apakah anda menganggap saya seorang yang terlalu realistis? Saya justru menganggap diri saya lebih kepada idealis.
     Lantas apa yang membuat saya berpikir demikian? Begini logikanya. Untuk apa kita menginginkan sesuatu yang menurut kita tak mungkin dicapai? Toh sejak awal kita menganggap itu sebagai suatu hal yang tidak mungkin. Iya, kan?

Lalu apa solusinya? Sederhana saja. Inginkan hal yang bisa kau miliki dan miliki apa yang kau inginkan. Titik.


     Maksud saya dengan "inginkan hal yang bisa kau miliki" di sini bukanlah untuk memupuskan mimpi-mimpi tinggi kita sebelumnya. Saya tidak bilang bahwa mimpi yang hebat tidak bisa kita miliki. Nilai mimpi kita itu terletak bukan pada besarnya, bukan pada sulitnya, intinya itu bukan pada segala faktor yang di luar diri kita; melainkan ada pada pemikiran kita sendiri. Saya ingin kita meyakini apa yang sudah kita impikan itu. Jika kita sudah yakin benar bahwa kita bisa memilikinya, maka segalanya akan lebih mudah kita gapai. Segala rintangan akan selalu dibarengi dengan jalan yang baru.

     Selain itu, hey! Jangan lupa inginkan dulu apa yang sudah kamu miliki sebelumnya. Seseorang tidak akan bisa menghargai sesuatu yang belum dia raih jika sesuatu yang sudah diraihnya saja tidak dia pedulikan. Sadarilah apa yang telah kau miliki, jadikanlah ia berguna, dan hargailah dia dengan bersyukur.
     Dan selanjutnya, maksud saya dengan "milikilah hal yang kau inginkan" adalah dengan terus memegangnya teguh di dalam hati dan pikiran kita supaya kita dapat termotvasi setiap menemukan kesulitan dalam menghadapinya. Dengan terus mencamkannya dalam perasaan dan pikiran kita, mimpi tersebut akan hidup di dalam kita.

Sejatinya mimpi sendiri adalah gairah hidup. Mimpi--baik ketika kita tidur maupun di saat kita membuka mata--mampu memberikan opsi baru terhadap masa depan kita. Teruslah bermimpi wahai pemimpi, selama kita tidak lupa untuk mewujudkannya. Ada waktunya kita harus bertindak, bukan hanya hidup dalam lamunan


Jangan lupa untuk terbangun,


GemmaGYH^ ^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar